CERITA DEWASA TERBAIK - CERITA SEX DEWASA

CERITA DEWASA TERBAIK - CERITA SEX - CERITA SEX DEWASA - CERITA DEWASA - 2018

CERITA DEWASA TERBAIK - NGENTOT DENGAN ALEXA WU YANG MEMBUATKU NAFSU

Cerita dewasa Alexa Wu – Kejadian ini saat aku belum menikah dan masih bekerja di perusahaan distribusi makanan. Aku saat itu menjadi Chief Account Officer dan salah seorang stafku yang baru bekerja 4 bulan namanya Alexa , dia seorang sarjana ekonomi yang baru setahun lulusnya umurnya masih 23 tahun .
Dulu saat pertama kali masuk kantor kulihat sering diantar dan dijemput pakai motor oleh pacarnya , tetapi sudah ada seminggu terakhir Alexa selalu mengendarai motor sendiri . Memang Alexa berwajah manis, hanya sayang kurang tinggi sedikit.
Yang menarik buat lelaki semacam saya adalah bibirnya yang selalu kelihatan basah terus karena lidahnya sering dipakai membasahi bibirnya dan selain itu model rambutnya yang pakai gaya sedikit yang terurai di dekat telinga dan diberi jelly hingga kelihatan basah.
Juga yang kelihatan sensual adalah cara berpakaiannya karena Alexa  selalu pakai baju atau kaos yang agak ketat sehingga perutnya kelihatan ramping dan buah dadanya terlihat agak menonjol. Memang buah dadanya sendiri tak terlalu besar tetapi cukup bagus bila pakai baju atau kaos yang ketat.
Suatu saat aku tegur dia,
“ Alexa , kenapa sekarang kamu naik motor sendiri ?”
“ Yaahh , yang antarin sudah nggak ada”, sahutnya .
“ Masak iya , kemana pacarmu itu ?” tanyaku.
“ Aach, nggak tahu pergi kemana dia , biarin saja ” , jawabnya dengan nada kesal .
Beberapa hari kemudian, saat makan siang , aku melewati kamarnya , kebetulan cuma Alexa seorang diri dan sedang makan, rupanya yang lain makan keluar , segera kumasuk dan duduk di depan mejanya .
“ Makan sendirian saja ?”
“ Iya Pak, sahutnya . Sambil makan, Alexa melihat- lihat iklan bioskop di koran . Tiba -tiba Alexa berbicara,
“ Waah , film Mandarin ini bagus Pak, Alexa kepingin nonton tapi nggak ada teman sekarang. ”
“ Kalau memang nggak ada teman nanti saya temani” kataku.
“ Ah, Bapak bisa saja , nanti pacar Bapak marah lho !” sahutnya .
“ Yaa, jangan sampai ketahuan dong, sekali -kali kan nggak apa- apa” , kataku.
“ Kalau sungguh , kapan Bapak bisanya ? asal jangan yang malam – malam , paling lambat yang pukul 7 .00 malam ” , jelas Alexa .
“ Besok malam ? Pokoknya jangan Sabtu dan Minggu malam itu acara Bapak sudah patent” kataku.
“ Kalau gitu besok malam ya Pak?”
“ Boleh, Bapak jemput jam berapa?”
“ Alexa sampai kost jam 5 sore, lalu mandi dulu, jadi kira – kira pukul 6 sore ya!”
“ Oke ”, sahutku.
Besok sorenya setelah saya pulang ke kost dan mandi lalu siap ke kostnya Alexa . Sampai di sana ternyata Alexa belum selesai hingga kutunggu beberapa menit, kemudian kita langsung berangkat . Karena baru pukul 6 . 10 padahal filmnya mulai pukul 7 , maka kita putar- putar kota dulu.



Dalam mobil aku bilang dengan Alexa kalau lagi nggak dinas begini jangan panggil aku Pak, sebab umur kami paling hanya berbeda 7 tahun , aku jadi nggak enak dong. Akhirnya setelah putar – putar kita langsung ke bioskop dan beli tiket lalu masuk, aku memang sengaja minta tempat duduk yang di pinggir . Rupanya filmya kurang bagus , sebab sampai saat mulai penontonnya hanya sedikit.
Memang artis- artis yang main seksi – seksi, apalagi film Mandarin terhitung banyak yang berani juga actionnya. Kalau pas adegan yang hot Alexa tiba – tiba memegang tanganku, suatu saat kalau adegan panas sebelum tangannya Alexa yang beraksi kupegang dulu telapak tangannya erat – erat .
Walaupun adegan panas sudah berlalu tangannya tetap kupegang terus dan perlahan – lahan tangannya kuletakkan di atas pahanya . Ketika Alexa masih diam saja atas aksi ini , maka jari – jariku kupakai untuk mengutik- utik pahanya yang sudah terbuka karena roknya yang agak pendek itu naik kalau buat duduk . Beberapa menit hal itu kulakukan dan Alexa pun masih diam, lalu tangannya kutarik ke paha lebih atas sekaligus untuk menyingkap roknya supaya naik ke pangkal paha .
Setelah kulihat roknya menyingkap sampai hampir pangkal pahanya sehingga paha yang mulus itu terlihat remang- remang dengan penerangan cahaya dari film saja . Aku pura – pura diam sebentar, kebetulan ada adegan panas lagi dan tanganku segera memegang pahanya dan tangan Alexa memegang bagian atas tanganku .

CERITA DEWASA TERBAIK - NGENTOT DI SUDUT KANTIN

Cerita dewasa Ngentod di sudut kantin – Cerita Dewasa Terbaru, Triman dan Jhones ada ditanganku,
kedatangan kalian ditunggu dicanteen sekolah jam 2 siang ,
jangan sampe terlambat!!!! Kalo enggak mereka berdua gwe panggang jadi sate…..
salam hangat : Painol

Selama pelajaran berlangsung Sheindy, Nia dan Morenil terlihat geliisah,
“Teng Teng Tengg” akhiirnya suara bel sekolah terdengar nyariing.
Sesudah pak Guru memberiikan PR, ia langsung pergii darii ruangan kelas kelas diiikutii para siswa yg berhamburan keluar. Satu demii satu para guru  dan siswa melangkahkan kakiinya keluar darii sekolahan tersebut, kecualii…. Sheindy , Nia dan Morenil. Dgn cemas mereka menuju canteen sekolah, Morenil dan Sheindy yg pemberanii memiimpiin paliing depan, yg terakhiir Nia yg penaqut.
“Sheindy… Morenil” Nia merengek
Morenil dan Sheindy menghentiikan langkah mereka
“Aqu taquttt….” Nia terlihat cemas memandangii piintu canteen yg masiih tertutup menyiimpan seriibu miisterii.
Morenil dan Sheindy berusaha menenangkan Nia, mereka mengertii , Nia memang seorang wanita yg penaqut.
Dgn memberaniikan dirii Morenil mendorong piintu canteen
“Kreee kettttt…….”
Perlahan-lahan ketiiga wanita tersebut masuk kedalam ruangann canteen bersiih yg terawatt.
Sementara tersebut darii tempat yg tersembunyii, dua pasang mata yg sudah lama mengawasii gerak geriik mereka bertiiga terlihat berbiinar-biinar, dua sosok pria yg masiih bersembunyii tersenyum-senyum, dgn mengendap-ngendap mereka berdua menghampiirii ketiiga wanita tersebut darii belakang. Lalu…
“Dharrrrrrr” sebuah suara meledak tiiba-tiiba mengejutkan tiiga sosok mulus dan mungiil tersebut darii belakang.
“Wuahhhhhh…..”
“Whouwwww…“Sheindy dan Morenil kaget sampe melompat
“AAAAAAAAAW.. CIAAATT” Nia yg penaqut mendadak membaliikkan badannya dan menendangkan kakii kanannya dan GOOOLLLLL..!!! OLEE… OLEEE OLEEE OLEEE…!!
“Heggggkkkk………. AA Aduhhhhh” sebuah tendangan reflek darii Nia yg mendarat diselangkanganku membuat mataqu melotot dan nafasku sesak.
“Blukkkkkkkk…” aqu langsung terkapar mendapatkan sebuah tendangan keras ditempat yg paliing berbahaya, dua buah bola diselangkanganku terasa ngiilu.
“Ha Ha Ha Ha Ha….” Jhones tertawa terbahak-bahak meliihatku yg terduduk lemas diatas lantai canteen sembari mengusap-ngusap selangkanganku.
“Ehhhhh….” Nia terlihat kaget, para wanitaku saliing berpandangan kemudian mereka tertawa lepas sembari membantuku berdirii.
Nia cengengesan sembari garuk-garuk kepala
“WAduhhhh….tersebutnya Nggak apa-apa kan ?”Morenil cekiikiikan
“He he he… duhh kaciannnn..Sosiisnya sakiit ya sayang…” Sheindy menggodaqu sembari mengelus bagian selangkanganku.
“Hmmmmm….. mang Triman Nggak apa-apa kan ?”Nia tersenyum senyum malu
“Euhhhh…Ehmmm Nggakkk.. Nggakkk apa-apa koqqq” Aqu berusaha menegakkan badanku supaya enggak terlalu malu.
“Wahhhhh ternyata Nia hebat juga biisa merobohkan seorang Triman” Jhones menyiindirku, suara gelak tawa kembalii menggelegar dicanteen sekolahan tersebut.
“Ehhh… mangg Triman…” Tiiba-tiiba Nia mengeluarkan sebuah kertas kumal dan menunjukkannya kepadaqu, wajahnya terlihat seriius, demiikian juga wajah Sheindy dan Morenil.
Semiinggu yg lalu
Aqu mengiintai sesosok badan tua dan kurus, hujan deras disertai angiin yg mengamuk membuat suasana jalanan tersebut menjadi sepii, riak air terliihat bergelora dgn arusnya yg kuat, kucegat badan tua tersebut.
“Hahhh… “ matanya melotot memandangiiku dgn ketaqutan
“Haiii Pak tua masiih iingat aqu ?”
“Aa Uuu Eee ampunnn.. hekkkss” suara dikerongkongannya tertahan sewaktu sebuah tangan mencekiik lehernya, badan Painol melayg diudara dan……..
“Aaa Byurrrrrr”Tanpa ampun, Arus air di kalii besar tersebut menelan sesosok badan yg kurus  dan peot.
Kupungut sebuah dompet tua yg sempat terjatuh darii kantung mahluk menjiijiikan tersebut dan
“Plunnnnnggggg” kulemparkan dompet tersebut kedalam kalii besar yg sedang mengamuk supaya dapat segera menyusul pekepunyaannya
“iinii mah tuliisannya sii Jhones…he he he”
Aqu dan Jhones tersenyum saliing berpandangan.dan tersenyum-senyum
“Dgn bangga gwe memperkenalkan dirii gwe sebagai satpam baru disekolahan iinii… tugas utama gwe untuk naik ke ranjang bersama Sheindy” Jhones membungkukkan badannya yg besar.
“Aduhh.. duhhh duhhh” Jhones memegangii perutnya yg terasa pedih karena dicubiit Sheindy.
“Sheindy.. mangg Jhones pengennnn” Jhones memelas, sudah semiinggu iinii Jhones siibuk mengurus kebebasannya darii Lembaga Permasyarakatan dikota tersebut.
Nafas Jhones memburu kencang sembari memperhatiikan Sheindy, Sheindy mundur sewaktu Jhones menghampiiriinya.
“Eehh… sama Morenil dan Nia aja ya, mangg…Jhones kan belum pernah main sama mereka….” Sheindy mendorong Nia dan Morenil.
“Hupppp… asiikkkkkk….” Jhones memanggul Badan Morenil dan Nia dibahu kanan dan kiiriinya.
“Ehhh Nggakk mauu..” Nia berontak menyadarii apa yg diiingiinkan Jhones.
“IIhhh… Mang Jhones mau ngapainn lepasiin ahhh” Morenil juga terlihat berontak, Jhones terkekeh-kekeh melangkahkan kakiinya.
“Sheindy…. Manggg Triman  pengennnn he he he” aqu meniiru permiintaan Jhones.
Sheindy tersenyum sembari membaliikkan badannya, ia berjalan kearah meja dan naik keatas meja dicanteen sekolahan tersebut, kedua tangan Sheindy bergerak kebelakang dan bertumpu pada meja canteen, kedua kakiinya tertekuk dan bergerak mengangkang, Sheindy tersenyum nakal seolah-olah menantangku. Jantungku berdetak-detak dgn kencang meliihat iisii Rok seragam Sheindy yg tersiibak menampakkan pangkal pahanya yg  mulus. Aqu segera menghampiiriinya, kutekan bahu Sheindy supaya ia merebahkan diriinya diatas meja, aqu duduk diatas kursii, dihadapanku badan Sheindy menggeliat lembut, matanya yg siipiit menatapku dgn pasrah, tanganku merayapii pahanya yg terasa halus, Tanganku kananku semakiin naik dan kiinii menyeliinap kebaliik kain segiitiiga berwarna abu-abu diselangkangan Sheindy, kujejalkan jarii tengahku kedalam lobang kemaluan Sheindy yg hangat dan berdenyut-denyut, biibiir Kemaluan Sheindy dgn kuat menggiigiit jariiku.
IIrama nafas Sheindy mulai tak teratur sewaktu aqu mengucek-gocek lobang Kemaluan Sheindy , Tangan kiiriiku meremas-remas buah dadanya yg masiih bersembunyii dibaliik seragam sekolah wanita tersebut. Tanganku bergerak semakiin liar menelanjangii Sheindy, kiinii Sheindy terlentang diatas meja canteen dalam keadaan telanjang bulat. Mata siipiit Sheindy terpejam-pejam sewaktu aqu mengesek-gesek cliitoriis mungiil diselangkangannya, esexeseks.com riintiihan-riintiihan keciil mulai terdengar darii biibiir Sheindy. Kedua tanganku kiinii meremas kedua buah dada Sheindy, sebuah remasan kuatku pada buah dadanya membuat Sheindy mengeluh, tiiba-tiiba Sheindy menepiiskan tanganku.
“Nggak mau ahhh… mang Triman liiciik… masak Sheindy doang yg telanjang..” kedua tangan Sheindy menutupii buah dadanya darii pandanganku, kedua kakiinya merapat.
“Habiis malassss siih, Nggak ada yg bukain…” Aqu berdirii menantangnya, Sheindy turun darii atas meja, kedua tangannya melepaskan kanciing-kanciing baju yg kukenakan, tangan mungiilnya bergerak menyiibakkan pakaianku supaya terlepas, kiinii Sheindy berlutut dihadapanku, tangannya menariik resletiing celanaqu, tanpa dapat kucegah celana panjang yg kukenakan melorot kebawah.
Sheindy mengecup-ngecup bagian celana dalamku yg menggembung, dgn cepat Sheindy menariik celana dalamku turun, dgn liar Sheindy menjiilatii gagang kemaluanku, kemudian liidahnya meliingkarii kepala kemaluanku. Aqu menatap kebawah, kubelai-belai kepalanya, Sheindy yg nakal kiinii begtersebut pandai melaqukan jiilatan dan hiisapan-hiisapan pada kemaluanku. Aqu harus mengaquii kepandaian Sheindy, Nia dan Morenil dalam berciinta memang meniingkat dgn pesat.
“Auhhh….. “Aqu keenakan merasakan sedotan-sedotan raqus mulut Sheindy dikepala kemaluanku, lumayan lama kubiarkan Sheindy mempermainkan kemaluanku.
Kuangkat badan Sheindy dan kuletakkan kembalii diatas meja, kedua kakiinya menggantung dipiingiiran meja, Sheindy merenggangkan kedua kakiinya lebar- lebar, kugosok-gosokkan kepala kemaluanku pada biibiir kemaluan Sheindy , kutekan kepala kemaluanku , sedikiit demii sedikiit kepala kemaluanku mulai terbenam kedalam lobang kemaluan Sheindy yg sempiit, satu sentakan yg kuat membuat kepala kemaluanku melesat dan terjepiit dibiibiir kemaluan Sheindy yg bentuknya sepertii ciinciin .
Kedua tangan Sheindy berpegangan kuat-kuat pada leherku sewaktu aqu mulai memaju-mundurkan kemaluanku
“Krekett… Kreketttt…Cleppp clepppp Cleppppp… Ahhhh Ahhhhhhh” suara deriit meja diiiriingii dgn suara riintiihan-riintiihan Sheindy mulai menghiasii ruangan canteen tersebut.
“Esssttt Akhhh Manggg Triman Enakkkk… Ouuhhh terusss mangg lebiih kuat…” Sheindy memohon supaya aqu memperkuat seranganku.
Tanpa harus dimiinta duakalii aqu menurutii keiingiinan Sheindy Aqu semakiin kuat menusuk-nusukkan kemaluanku pada lobang Kemaluan Sheindy yg seret dan sempiit. Rengekan-rengekan manja Sheindy diiiriingii jeriitan-jeriitan keciilnya terdengar begtersebut mengasiikkan, wajah Sheindy terangkat keatas , biibiirnya mendesah dan meriintiih-riintiih keenakan merasakan tusukan-tusukan kemaluan Triman yg semakiin liar
“Akkkkk SHH Crrrrrrttt KCCCRRTTTTTTT” kedua kakii Sheindy menjepiit piinggangku kuat-kuat sewaktu cairan keniikmatan tersebut meluap darii lobang Kemaluannya.
Kuangkat kedua kakii mulus Sheindy keatas dan kuletakkan pada kedua bahuku, sembari mengocok-ngocok lobang kemaluannya kedua tanganku merayapii permukaan pahanya yg halus mulus. Wajah Sheindy semakiin bersemu merah sewaktu aqu mengocok-ngocok lobang kemaluannya dgn kuat, kemaluanku mengocek-ngocek lobang kemaluan Sheindy dgn lembut, kutekan kemaluanku sedalam-dalamnya kemudian kutariik dgn perlahan dan kemudian kusodokkan dgn cepat, Sheindy mendesah-desah lembut, sesesekalii matanya yg siipiit terpejam dgn rapat merasakan gesekan-gesekan kemaluan Triman Anwar diselangkangannya.Gelora Biirahii
Sheindy meronta , ia mendorong piinggulku kebelakang sehiingga kemaluanku terlepas darii lobang Kemaluannya.
“Siinii manggg, dudukkkkk…..” Sheindy merengek memiintaqu untuk duduk diatas kursii, aqu menurutii keiingiinannya.
Badannya yg mungiil mengangkangiiku, kuarahkan kepala kemaluanku pada lobang kemaluan Sheindy. Kepala kemaluanku terasa gelii sewaktu kembalii menyeliinap memasukii lobang kemaluannya yg berlendir, Sheindy menahan gerakannya sewaktu merasakan kepala kemaluanku memasukii lobang kemaluannya. Aqu mencengkram dan menekan piinggul Sheindy kuat-kuat, memaksa wanita tersebut menurunkan piinggulnya.
“Ahhhh Shhhh…Uhhh!!” nafas Sheindy tersendat-sendat sewaktu kemaluanku terbenam semakiin dalam.
Akhiirnya Sheindy berhasiil mendudukii kemaluanku secara sempurna, kedua tangannya berpegangan pada bahuku , sedangkan kedua tanganku menekan-nekan piinggulnya sembari menusukkan kemaluanku kuat-kuat keatas. Sheindy meriintiih-riintiih, piinggulnya bergoyg-goyg, sesekalii ia mendesak-desakkan selangkangannya sehiingga kemaluanku tenggelam semakiin dalam.
“Akhhhhh Aowwwwwwwwww Chrrrrr Crrrrrrrrrrtttt” Sheindy memejamkan matanya meresapii rasa niikmat yg melanda badannya ,liidah Sheindy sedikiit terjulur keluar sewaktu memuntahkan Cairan keniikmatannya kembalii….
Pertarungan satu-lawan satu dicanteen sekolahan tersebut masiih berlangsung dgn sengiit, Triman Anwar seakan-akan enggak pernah puas meniikmatii badan Sheindy yg mungiil dan mulus.
****************************
Sementara tersebut…. Kiita mundur yuk.. ke moment dimana Jhones memanggul Badan Morenil dan Nia dikedua bahunya…..  Jhones melangkahkan kakiinya kesebuah ruangan, sesudah menurunkan badan Morenil dan Nia Jhones segera menutup piintu tersebut dan mengunciinya “Cliick”. Tanpa malu-malu Jhones melepaskan seragam Satpam dibadannya, dilanjutkan dgn terjatuhnya Celana panjang kepunyaannya dan yg terakhiirrrr.
“Wuaaahhhh” “IIdihhhhhh” Morenil dan Nia tercengang sewaktu meliihat  sebuah
“tongkat pemukul kastii” teracung dgn gagah diselangkangan Jhones , Morenil dan Nia bergiidik ngerii , sebuah Priibahasa mengatakan “diatas langiit masiih ada langiit.”
Jhones menghampiirii Morenil dan Nia, Nia melangkah mundur dgn teratur sedangkan Morenil diam ditempat sembari terus memperhatiikan daerah selangkangan Jhones. Jhones meraih tangan Morenil yg mungiil kemudian membiimbiing Tangan Morenil kearah selangkangannya. Jhones tersenyum merasakan elusan-elusan telapak Tangan Morenil yg halus dikepala kemaluannya, tangan Morenil meremas-remas gagang kemaluan Jhones yg lebiih panjang dan lebiih besar bulatannya dibandingkan kepunyaan Triman Anwar.
“Addaaa Dawhhhh…..” Jhones menjeriit kesakiitan sewaktu Tangan Morenil meremas dan menariik Gagang kemaluannya kuat-kuat.
“Ehhhh… Emmmm Asliiii ya  ? “ Morenil buru-buru melepaskan kemaluan Jhones.
“YAW ASLII DONNGGHH AHHH..”Jhones bergaya sepertii waria sembari mencubiit keciil hiidung Morenil.
Kedua tangan Jhones mulai mengelus-ngelus bahu Morenil sebelah kanan dan kiirii. Morenil diam tanpa berkata-kata, matanya yg siipiit terus memandangii selangkangan Jhones. Tangan Jhones dgn liincah mulai mempretelii kanciing baju seragam Morenil, satu demii satu kanciing baju seragam Morenil berguguran , Tangan Jhones bergerak melepaskan baju seragam wanita tersebut, sementara tersebut Tangan Morenil meraih kemaluan Jhones dan membelai-belai bagian kemaluan Jhones yg bentuknya sepertii helm. Jhones tersenyum kemudian memanggiil Nia yg masiih tersudut ketaqutan
“Siinii… Ayoo Siiniiiiiiii….” Jhones merayu Nia, perlahan-lahan Nia melangkah mendekatii, Nia memeluk piinggang Morenil darii belakang, darii baliik bahu Morenil, mata Nia mencurii-curii pandang memperhatiikan kemaluan Jhones , baru kalii iinii Nia meliihat ada kemaluan pria lebiih besar dan lebiih panjang dariipada kepunyaan Triman Anwar. Morenil menoleh kebelakang , biibiirnya menciiumii biibiir Nia, Nia membalas ciiuman Morenil, biibiir mereka bertaut rapat saliing mengemut dan mengulum.
“Wahhhh… he heh “ Jhones terkekeh-kekeh menatap kedua wanita Chiinese yg sedang asiik saliing melumat, tangan Nia melepaskan pengait Bra Morenil, dgn lembut dan erotiis tangan Nia melepaskan Bra yg dikenakan Morenil.
Jhones menahan nafas sembari meleletkan liidahnya, mata Jhones mendeliik meliihat payudara Morenil yg terlihat menggumpal padat. Baru saja Jhones menjamah payudara Morenil , tangan pekepunyaan buah dada tersebut menepiiskan tangan Jhones yg sembarangan mencomot buah dada wanita dihadapannya.
“Dugg duggg dugggg…” Jantung Jhones berdetak kencang sewaktu Morenil menatap dgn tatapan mata yg tajam, Morenil merendahkan badannya dan berlutut dihadapan selangkangan Jhones, badan Nia yg sedang memeluk piinggang Morenil iikut terbawa turun.
“Glekkk… “ Jhones menelan ludah sewaktu Morenil mulai mengendus-ngendus kepala kemaluannya, Jhones merem melek sewaktu tangan Morenil melaqukan kocokan-kocokan yg semakiin kuat. Liidah Morenil mulai terjulur keluar, liidahnya mengait – ngait “leher helm” Jhones, sesekalii dihiisapnya lobang kemaluan Jhones.
“riiiin Morenile. Nia mauuuu…..” Nia merengek pada Morenil yg terlihat raqus dan serakah mempermainkan kemaluan Jhones.
Morenil menggeser posiisiinya, Nia merangkak dan kiinii ia berlutut tepat disampiing Morenil, “Pemukul Kastii” kepunyaan Jhones berada ditengah-tengah diantara kepala Morenil dan Nia, kedua wanita Chiinese tersebut mulai mengendus – ngendus dan menciiumii gagang kemaluan Jhones.
Sebuah “Duet” serangan Morenil dan Nia membuat Jhones melenguh keenakan. Tangan Jhones membelai-belai kepala Nia dan Morenil, mereka berdua sedang asiik dgn mainan barunya yg lebiih besar dan panjang. Liidah Nia dan Morenil bergerak bergantian menggeliitiikii kepala kemaluan Jhones. Jhones mengangkat Badan Morenil, dibariingkannya badan Morenil diatas kasur busa yg terlihatnya sengaja disiapkan dipojok ruangan tersebut. Wanita bermata siipiit tersebut kiinii terlentang pasrah diatas kasur busa dgn hanya mengenakan rok seragam sekolahnya. Nafsu Jhones naik sampe keubun-ubun menatap dua buah gundukan buah dada Morenil yg turun naik seiirama dgn nafas wanita tersebut. Jhones menerkam dan menggelutii badan Morenil, liar, raqus dan kasar sekalii ciiuman-ciiumannya sewaktu mendarat dibiibiir, dan dileher Morenil.
Morenil memejamkan kedua matanya yg siipiit rapat-rapat, rasa was-was dan ngerii mendadak menyiiksa diriinya sewaktu ciiuman, jiilatan dan hiisapan-hiisapan Jhones semakiin turun kearah dadanya.
“Auhhhhh… MMM HHHH AHHHHH” Morenil tersentak merasakan cumbuan Jhones yg begtersebut liar dan brutal, berkalii-kalii badan wanita tersebut melentiing-lentiing merasakan kenyotan-kenyotan kuat dibagian puncak payudaranya.
Jhones begtersebut lahap menyantap dua buah gundukan susu dihadapan wajahnya, berkalii-kalii Tangan Jhones menepiiskan tangan Morenil yg berusaha mencegahnya meniikmatii payudara wanita tersebut. Ciiuman-ciiuman Jhones semakiin turun dan kiinii tangan Jhones menyiibakkan rok seragam yg dikenakan oleh Morenil, sepasang kakii yg halus dan mulus masiih merapat ketaqutan, sebuah kain segiitiiga putiih masiih asiik menempel menutupii bagian kemaluan sii kuciing liar Morenil. Tangan Jhones yg berbulu lebat menariik kain segiitiiga yg menutupii wiilayah kemaluan Morenil. Morenil menekuk kedua lututnya kemudian mengangkangkan kedua kakiinya kesampiing kiirii dan kanan seolah-olah iingiin memamerkan keiindahan kemaluannya dan  sepasang kakiinya yg halus dan mulus. Kepala Jhones bergerak menciiumii dan menjiilatii paha Morenil. Jiilatan dan Ciiuman Jhones yg liar dan kasar semakiin naik sampe…
“Ahhhhhhhhhhhh…. SHHH” Morenil menggeliat liar sewaktu liidah Jhones menjiilatii biibiir kemaluannya, mulut Jhones dgn raqus menghiisap dan mengenyot kemaluan wanita tersebut.
Kedua tangan Morenil mendekap kepala Jhones, piinggul wanita tersebut terangkat-angkat keatas, seakan-akan hendak memberiikan seluruh keniikmatan diselangkangannya untuk Jhones yg raqus dan liar.
Jeriitan-jeriitan liar dan rengekan Morenil membuat jantung Jhones berdetak-detak enggak beraturan, ia semakiin raqus meniikmatii kemaluan wanita tersebut, lendir-lendir guriih yg meleleh diselangkangan Morenil membuat Jhones semakiin betah menjiilatii dan mengemut-ngemut kemaluannya. Jhones kiinii mulai bergerak mengangkangii Morenil, kepala kemaluan Jhones yg miiriip bola kastii menempel dan menggesek-gesek biibiir kemaluan Morenil. Nafas Morenil tertahan-tahan merasakan tekanan-tekanan kuat diselangkangannya, Jhones terus berkutat menjejal-jejalkan kepala kemaluannya pada lobang kemaluan Morenil yg sempiit.
“Hhhuuaahh!!” mata Morenil yg siipiit melotot, mulutnya terbuka lebar merasakan kemaluannya seakan-akan terkuak lebar sewaktu Jhones dgn paksa menjebloskan kepala kemaluannya kedalam kemaluan wanita tersebut.
“Akhhh aduhhh sakiittt akkkkk enggakk….” badan Morenil mengeliat-geliat enggak karuan, punggungnya terangkat, ia berusaha menggeser-geserkan piinggulnya sepertii hendak melepaskan dirii darii kemaluan Jhones yg mengait lobang kemaluannya yg mungiil, Jhones malah semakiin dalam merojok lobang kemaluan Morenil kemudian “Bluk” punggung Morenil kembalii terjatuh tanpa daya.
Morenil semakiin seriing meriingiis-riingiis merasakan “sebuah tongkat Kastii” memasukii lobang kemaluannya yg mungiil.
“Echhhh Ahhhhhh Owwwwwwwww!” jeriitan-jeriitan liar Morenil menggema sewaktu Jhones dgn kasar memaju-mundurkan kemaluannya menggasak lobangnya.
Biibiir kemaluan Morenil terliipat kedalam sewaktu Jhones menekan gagang kemaluannya masuk dan tertariik sampe monyong sewaktu Jhones menariik gagang kemaluannya, Badan Jhones mendesak-desak badan wanita yg ditiindihnya. Keriingat mengucur dgn deras membasahii badan Morenil dan
“Aww Akhhhhhhh KccRRRTTT CRRRRRRRRttttTTT” mata siipiit Morenil terpejam rapat, biibiirnya sedikiit terbuka  meniikmatii keluarnya cairan keniikmatan tersebut di selangkangannya yg masiih digasak oleh Jhones dgn kasar.
“HmmmHH… sudahh manggg Akhhh… aqu diatas saja…” Morenil merasa sesak nafas ditiindih oleh pria berbadan tambun yg keasiikan meniindih-niindih badan wanita yg ditiindihnya.
Tanpa sudi untuk melepaskan kemaluannya yg mengait kemaluan Morenil Jhones merubah posiisiinya, posiisii saliing duduk berhadapan, Morenil berpegangan pada kedua bahu Jhones. Biibiir Jhones mengecupii biibiir Morenil, esexeseks.com liidahnya terjulur keluar menjiilatii mulut Morenil yg masiih tertutup rapat. Terlihatnya Morenil masiih merasa riisiih berciiuman dgn Jhones. Dgn cerdik Jhones menyentakkan kemaluannya kuat-kuat keatas menghantam lobang kemaluan Morenil sehiingga mulutnya terbuka lebar diiiriingii desahan panjang.
“Ahhhhhhhww HMMMMM MMMMM HHHH”
Pada saat mulut Morenil terbuka tersebutlah mulut Jhones segera menyumpal mulut siikuciing liar Morenil, Tangan kanan Jhones menekan kepala Morenil darii belakang sehiingga mulut mereka semakiin rapat bertautan. “Aufffhhhh HHH…” Morenil menariik biibiirnya darii biibiir Jhones, matanya yg siipiit terliihat sayu memandangii Jhones.
Perlahan-lahan Morenil membuka mulutnya, liidahnya terjulur keluar, dgn gembiira Jhones menghiisap-hiisap liidah sii kuciing liar Morenil, liidah mereka kiinii saliing kait , sesekalii Jhones kembalii mengulum biibiir Morenil. Badan Morenil kiinii mulai bergoyg diatas badan Jhones, gerakan-gerakan erotiis badan Morenil membuat Jhones melotot tanpa berkedip, badan Morenil meliiuk-liiuk dgn liar dan biinal. Jhones semakiin kuat dan cepat menyentak-nyentakkan kemaluannya keatas yg disambut oleh goygan piinggul wanita tersebut.
“Uhhh giila niih cewe , bener kata sii Triman dia yg paliing liarr… he he he asiikk.. Uttsss goygannya muantebbb!!!” kata Jhones dalam hatii sembari terus menghujam-hujamkankan kemaluannya keatas kuat-kuat.


“Awwww Akkkk Owwww…. CRRRTTT CRRRRTTTT” Entah sudah yg keberapa kalii Morenil memuntahkan cairan keniikmatannya dalam berbagai posiisii sex, yg jelas kiinii badannya terkulai lemas ditiindih badan gemuk diatasnya.
“He he he Floopppppppphh….” Jhones terkekeh-kekeh kemudian mencabut kemaluannya darii lobang kemaluan Morenil yg kiinii memar kemerahan, nafas Morenil terengah-engah kecapaian.
Jhones bangkiit kemudian menghampiirii Nia yg sedang duduk diatas sofa, matanya yg siipiit terpejam rapat-rapat, sedangkan tangan kiiriinya sedang asiik menggesek-gesek selangkangannya sendirii, pakaian seragam sekolahnya sudar bersebaran diatas lantai. Dgn perlahan-lahan Jhones bersujud dihadapan Nia, sakiing asiiknya, Nia sampe enggak menyadarii kalo kiinii Jhones sedang menontonnya. Nia mendadak membuka matanya sewaktu merasakan seseorang mengusap payudaranya, Nia menatap Jhones dgn tatapan mata yg sayu. Jhones berdirii kemudian menariik kepala Nia kearah kemaluannya.
“HMMM MHHHHHHH….” Nia terlihat lahap meniikmatii kemaluan Jhones, Jhones berkacak piinggang sembari menyodorkan “Tongkat kastiinya”
Beberapa saat kemudian Jhones mencabut kemaluannya darii tangan Nia, kiinii Jhones kembalii bersujud diantara kedua kakii Nia yg mengangkang. Kemaluannya menekan-nekan berusaha memasukii lobang kemaluan Nia, badan Nia tersentak-sentak dgn kuat sewaktu kepala kemaluan Jhones berusaha memasukii lobang kemaluannya dgn satu sentakan yg sekuat tenaga akhiirnya Jhones berhasiil menjejalkan kepala kemaluannya.
“Waaahhh….uuuuhh!” Nia menggeliat-geliat sewaktu  Jhones semakiin dalam menyodokkan kemaluannya.
Mata wanita tersebut yg siipiit menatap Jhones seakan-akan miinta untuk dikasiihanii, Jhones terkekeh-kekeh dan kemudian dgn tanpa ampun menghujam-hujamkan kemaluannya merojok kemaluan Nia dalam-dalam.
“Heeekkkkk Akkkkkkk Ohhhhh Waaaaaaaaaaa” Nia kewalahan menghadapii “mainan barunya”, bahkan mainan barunya cenderung membuat lobang kemaluannya terasa ngiilu diseliingii oleh rasa niikmat yg tak tertahankan
“HAAA Akkkkkk CRRRRRTT CRRRRRR” Nia menggelepar-gelepar , kedua kakiinya yg mulus melejang-lejang, rasa niikmat mendera diselangkangannya.
Jhones meremas dan membelai-belai payudara Nia sebagai penambah rasa niikmat, sembari tersenyum Jhones mencengkram buah pantat Nia dann…
“Huppppp he he he” Jhones bangkiit berdirii, secara otomatiis kedua kakii Nia yg mulus meliingkarii piinggang Jhones, kedua tangan wanita tersebut kiinii berpegangan pada bahu Jhones.
Jhones meleletkan liidahnya dan kemudian ia mulai mengayunkan kemaluannya, badan Nia kiinii terayun-ayun mengiikutii helaan kemaluan Jhones. Rengekan-rengekan Nia terdengar dgn keras diiiriingii jeriitan-jeriitan keciil. Sang Surya seakan akan sengaja berjalan dgn lambat, ia masiih iingiin menonton pertarungan seru antara Jhones dan kedua wanita Chiinese tersebut.
Harii sudah mulai gelap,mungkiin sekiitar jam 17.30, Aqu duduk santai diatas kursii, Sheindy duduk dipahaqu, kepalanya bersandar dibahuku, kedua matanya yg siipiit terpejam kecapaian, hampiir setengah jam Sheindy tertiidur dipangkuanku, perlahan-lahan ia menggeliatkan badannya.
“MMMMHHH Hoooaahhhh… manggggg” Sheindy menguap.
“Emmm cup cuppp” aqu mengecupii keniingnya sembari mengusap-ngusap pahanya. Ia turun darii pangkuanku kemudian memakai kembalii pakaian seragamnya.
Sheindy tersenyum sembari memperhatiikanku yg sedang memakai pakaianku kembalii. Enggak berapa lama Jhones muncul sembari menggandeng Nia dan Morenil. Jalan kedua wanitaku agak aneh.
“Liatt jalannya ngangkang he he he. persiis kaya kamu dulu tersebut lohh” aqu menyiindir Sheindy.
Sheindy menyiikutku, biibiirnya manyun, aqu langsung menciium biibiirnya yg monyong. Aqu menggandeng piinggang Sheindy menyusul Jhones yg sudah terlebiih dahulu menuju kendaraan.
************************************
Beberapa bulan kemudian
Malam tersebut aqu menantii dgn enggak sabar, akhiirnya terdengar suara mesiin kendaraan darii kejauhan mendekatii tempatku menantii, aqu tersenyum tanpa banyak biicara aqu naik , duduk disebelah depan, Jhones dan Aqu akan menjalankan rencana yg sudah kamii susun dgn rapii, satu rencana terakhiir. Jhones memarkiirkan kendaraannya disebuah diskotiik, disana kamii mengiintai sampe subuh, sebuah penantian yg panjang. Jhones dan Aqu saliing berpandangan dan tersenyum sewaktu meliihat sesosok badan gemuk berlemak masuk kedalam kendaraan BMW. Kendaraan Jhones segera mengekorii kendaraan didepannya sampe disebuah tempat yg sepii.
“Ciiiiiiiiiiiiiieettttt…… “ Jhones menyaliip kendaraan didepannya, Aqu dan Jhones segera turun lalu mengurung kendaraan BMW tersebut. Dgn sebuah kampak aqu memecahkan kaca kendaraan.
“Prangggg…..”
“Heiiiiii… !!!!” sosok gemuk tersebut membentak garang namun begtersebut meliihat tiindakan kamii yg beriingas nyalii siigemuk menciiut, dgn paksa Jhones menyeretnya masuk kedalam kendaraan tua kepunyaannya.
**********************************
Disebuah Rumah Tua dipiinggiiran kota.
“ Bukkk… Bukkkk Bukkkk… Whuaaakkk… Akkkkkkkhhhh…” Siigemuk menjadi sasaran Tiinju-ku dan Jhones , beberapa giigii siigemuk sudah tanggal terhantam tiinju kamii berdua.
Aqu semakiin sebel meliihat wajah siigemuk yg ketaqutan, kuhampiirii dia…
“Triman !!! Jangann !!!” Jhones mengiingatkanku , ia memegangii tanganku yg sedang mengangkat kampak.
“Nahhh sekarang lu piiliihhhh….!!! Tanda tanganii document iinii atau Mau gue sodomii pake golok…Hah!!!” Jhones mengancam sembari mengacungkan sebiilah golok.
Aqu tersenyum, rupanya Jhones lebiih cerdik, ia sudah mempersiapkan setumpukan document, dan surat-surat pembebasan tahanan karena berkelaquan baik, didalamnya ada nama teman-temanku. Tanpa banyak tiingkah siigemuk menanda-tangangii document-dokument yg disodorkan oleh Jhones.
**********************************
Didepan sebuah Lembaga Permasyarakatan
Aqu dan Jhones menunggu didepan LP,  darii sebuah piintu gerbang yg kokoh tersebut mulai bermunculan wajah teman-temanku.
“Ditttt…. Dittttt “ Jhones membunyiikan klakson kendaraan untuk menariik perhatian mereka semua. Aqu dan Jhones mengantarkan mereka kesebuah tempat dimana kamii biasa berkumpul, sebuah rumah sederhana didekat telaga, keadaan alam disana masiih asrii, pohon-pohon besar tumbuh tanpa terganggu oleh tangan-tangan jahiil manusia, rerumputan hiijau bak permadanii menghiasii sekiitar rumah tempat kamii berkumpul jauh darii keramaian dan hiiruk piikuk masyarakat sekiitar.

CERITA DEWASA TERBAIK - KU PERKOSA ISTRI TETANGGAKU SETELAH NGINTIP MEREKA BERCUMBU

CERITA DEWASA TERBAIK - Sore Itu, Aku Terbangun. Ku Lihat Jam Di Mejaku Menunjukkan Pukul 4.00 sore. Iseng aku memanjat dinding tembok pembatas kamarku, mau “melihat” tetangga sebelahku. Melalui ventilasi kulihat Mas Arif dan Mbak Nida sedang tidur-tiduran sambil mengobrol di atas tempat tidur. Aku mengawasi terus, kulihat Mas Arif hanya memakai singlet, begitu juga Mbak Nida yang hanya memakai baju dalam.
“Dasar pengantin baru, pasti mau main, ayo kapan mainnya ?” pikirku mulai tak sabaran.


Kulihat Mas Arif dan Mbak Nida berbicara sambil berpelukan, aku kurang bisa menangkap apa yang mereka bicarakan. Sesekali Mbak Nida tertawa cekikikan. Beberapa kali pula aku amati Mas Arif meremas payudara Mbak Nida.
Lama aku menunggu, hingga akhirnya yang aku harapkan terjadi juga. Tiba-tiba Mas Arif membuka celana pendeknya dan memegang tangan Mbak Nida, menyuruh Mbak Nida memegang penis Mas Arif. Mbak Nida kelihatannya menurut dan memasukkan tangannya ke dalam celana Mas Arif, tetapi baru sebentar sudah ditariknya kembali, tampaknya Mbak Nida menolak.
“Yaaa….. itu aja nggak mau, apalagi kalau disuruh karaoke” desahku dalam hati kecewa.
Namun kekecewaanku terobati karena sejurus kemudian Mas Arif tiba-tiba bangkit dari tempat tidur dan melepas celananya. Kini ia hanya bercelana dalam dan bersinglet. Kemudian serta merta ia memeluk Mbak Nida. Aku tersenyum kegirangan, keinginanku untuk melihat keduanya mengentot tampaknya akan terpenuhi.
Tak lama, Mas Arif melepas pelukannya dan Mbak Nidapun mulai melepas celananya. Kini sama seperti suaminya, Mbak Nida hanya bersinglet dan bercelana dalam. Kulihat pahanya, putih dan mulus sekali.
Kemudian mendadak Mas Arif mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya.
“Kecil sekali, dibandingkan punyaku,” kataku dalam hati melihat penis Mas Arif.
Mas Arifpun langsung meng-himpit Mbak Nida, tampaknya Mas Arif akan mempenetrasi Mbak Nida. Kulihat Mbak Nida memelorotkan celana dalamnya hanya sampai sebatas paha. Sejurus kemudian aku melihat pelan Mas Arif memasukkan penisnya ke dalam lubang vagina Mbak Nida yang tertutup bulu jembut. Setelah penis Mas Arif masuk keseluruhannya ke dalam pepek Mbak Nida, Mas Arif langsung memeluk Mbak Nida sambil menciumnya bertubu-tubi. Itu dilakukan cukup lama.
Aku sedikit keheranan kenapa Mas Arif tidak melakukan genjotan, tidak mendorong-dorong pinggulnya ? Mas Arif hanya diam memeluk Mbak Nida.
“Waaah…..ini pasti karena Mas Arif nggak tahan bermain lama, nggak seperti aku” kataku dalam hati, tertawa, merasa unggul dari Mas Arif.
Disinilah aku mulai melihat adanya kesempatanku untuk turut melakukan “tumpangsari” pada Mbak Nida.
Ditambah lagi, kejadian itu hanya berlangsung sangat singkat, sekitar 5 menit. Meskipun kulihat Mbak Nida tetap bisa mencapai orgasmenya, tetapi cepat pula Mas Arif menyusulnya. Aku me-nangkap kekecewaan di muka Mbak Nida, meski Mbak Nida berusaha tersenyum setelah “permainan” itu, tapi aku yakin ia tidak puas dengan permainan Mas Arif.
Peristiwa “observasi awal” hari kemarin itu membuatku mengambil kesimpulan, ada kemungkinan aku menyetubuhi Mbak Nida dan merasakan nikmat tubuhnya, kalau perlu aku juga akan menanam saham di tubuh Mbak Nida !
Itulah tekadku, aku mulai me-nyusun taktik. Mas Arif itu belum bekerja, ada kesempatan bagiku untuk membuatnya berpisah cukup lama dari Mbak Nida. Apalagi aku punya kenalan yang bekerja di perusahaan, namanya Toni.


Siang ini aku menjumpai Toni di kantornya,
“Hai Bud, apa kabar ?” tanya Toni sambil menjabat tanganku.
“Baik“ jawabku sambil ter-senyum.
“Silahkan duduk”
Setelah aku duduk di kursi kantornya yang empuk itu, aku mulai mengajukan permintaan,
“Ton, aku butuh bantuanmu”
“Oh, itu semua bisa diatur, bantuan apa ?”
“Aku butuh pekerjaan”
“Bisa, bisa, kamu mau kerja di mana ? gaji berapa ?”
“Oh..nggak ! Maksudku bukan untuk diriku, tapi ini untuk orang lain”
“Hm memangnya untuk siapa ?”
“Untuk temanku, Mas Arif, kamu wawancarai, tempatkan di mana saja kamu suka, nggak perlu tinggi-tinggi betul jabatannya”
“Aneh…tapi jika itu maumu, yaa tidak apa-apa”
“Yang penting kamu wawancarai dia cukup lama, beberapa kali”
“Oke, baik kalau gitu”
“Tapi…nanti jadwal wawanca-ranya aku yang tentuin”
“Terserah kamu”
Maka mulailah aku menyusun jadwal wawancaranya, mulai lusa, hari rabu sampai jum’at dari jam 07.00 sampai 10.00 pagi.
Toni menyetujuinya, kemudian aku permisi pulang.
Dalam perjalanan pulang, hatiku sangat senang, sudah terbayang nikmatnya tubuh Mbak Nida itu.
Sesampainya di kos-kosanku, aku langsung bertemu dengan Mas Arif di tempat cuci, tampak Mas Arif sedang menyuci bajunya.
“Mas…….saya ingin bicara se-bentar” kataku mulai membuka percakapan.
Mas Arifpun menoleh dan menghentikan pekerjaannya.
“Ada apa Bud ?”
“Begini…….saya dengar Mas Arif mencari pekerjaan, kebetulan tadi saya ke tempat teman saya, dia perlu pegawai baru, dianya sih malas menaruh iklan di koran, soalnya dia hanya butuh satu orang” jawabku panjang lebar menjelaskan. Sedikit berdebar-debar aku menunggu tanggapan, takut tawaranku ditolak.
Lama Mas Arif kulihat terdiam, merenung, lalu
“Hmmm….saya pikir dulu, sebelumnya terima kasih ya ?!”
“Ya Mas” kataku dengan senyuman.
Dalam hatiku, aku berpikir “Habislah sudah kesempatanku !”
Tapi setelah di dalam kamar, sekitar 2 jam kemudian aku yang tertidur, terbangun oleh ketukan di pintu. Aku lalu bangun, mengucek-ngucek mataku, melihat dari jendela. Tampak Mas Arif berdiri menunggu. Akupun cepat-cepat membuka pintu
“Wah..sedang tidur ya, kalau gitu nanti saja” Mas Arif tiba-tiba permisi.
“Eee….nggak..nggak koq Mas, saya sudah bangun nih” kataku berusaha mencegah Mas Arif pergi.
“Gangguin tidur kamu nggak ?”
“Ndak…ndak kok, masuk aja” kataku mempersilahkan.
Setelah kami berdua duduk di karpet kamarku,
“Begini, ini soal lamaran kerja yang kamu bilang itu, tempatnya di mana sih ?” Mas Arif bertanya.
“Ooo…itu di Kaliurang km 7 nomor 14, nama perusahaannya ***, nggak jauh kok”
“Syaratnya gimana ?”
“Saya kurang tau juga tuh, Mas Arif pergi saja ke sana. temui teman saya, Toni, katakan Mas butuh pekerjaan, tahunya dari Budi”
“Wah…kok rasanya kurang enak ya, seperti nepotisme saja” Mas Arif sepertinya keberatan.
“Enggak….nggak… koq, perusahaannya besar, Mas ke sana juga belum tentu diterima, Mas tetap melalui tes dulu” kataku meya-kinkan Mas Arif.
“Hmmm…baiklah, tak coba dulu, jam berapa ya ke sana ?”
“Sekitar jam kerja saja baiknya, jam 07.00 pagi saja” kataku me-nyarankan.
Mas Arif hanya mengangguk tersenyum, lalu permisi seraya tak lupa berterima kasih kepadaku. Aku hanya tersenyum, berarti selangkah lagi keinginanku tercapai.
Hari ini selasa, sesuai pre-diksiku, Mas Arif pagi-pagi sudah berangkat, dan sekitar jam 11.00 siang baru pulang.
Aku menuju ke kamarnya, lalu mengetuk pintu,
“Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam.
“Wa’alaikumussalam” terdengar jawaban Mas Arif dari dalam kamarnya.
Lama baru pintu dibuka, dan Mas Arif mempersilahkanku un-tuk masuk. Kulihat di dalam ka-marnya, istrinya tengah duduk di pinggir tempat tidur dengan me-makai jilbab putih, tersenyum padaku. Mbak Nida tampak cantik sekali.
“Bagaimana Mas, tadi ?” ta-nyaku
“Oh…nanti saya disuruh ke sana lagi, besok untuk test wawancara”
“Alhamdulillah, tak do’ain supa-ya berhasil”
“Terima kasih”
Setelah berbasa – basi cukup lama, akupun permisi.
“Eehh…nanti dulu, kamu khan belum minum” Mas Arif berusaha mencegahku.
“Ayo Nida buatkan air minumnya dong” perintah Mas Arif me-nyuruh istrinya, Mbak Nida.
Aku menolak dengan halus,
“Ah nggak usah Mas, saya sebentar aja koq, ada urusan”
“Oh baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih ya”
Aku tersenyum mengangguk, kulihat Mbak Nida tidak jadi membuat minuman. Akupun pergi ke ka-marku, riang karena sebentar lagi “adikku” akan bersarang dan me-nemukan pasangannya.
Hari ini rabu, Mas Arif sudah berangkat dan meninggalkan Mbak Nida sendirian di kamarnya. Ren-cana mulai kulaksanakan. Aku membongkar beberapa koleksi Vcd pornoku, memilih salah satunya yang aku anggap paling bagus, Vcd porno dari Indonesia sendiri, lalu membungkusnya dengan kertas merah jambu.
Kemudian sambil membawa bungkusan Vcd itu, aku menuju ke kamar tetanggaku, mengetuk pintu,
“Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam.
Lama baru terdengar jawaban,
“Wa’alaikumussalam” jawaban Mbak Nida dari dalam kamar itu.
Pintunyapun terbuka, kulihat Mbak Nida melongokkan kepalanya yang berjilbab itu dari celah pintu,
“Ada apa ya ?” tanyanya.
“Ini ada hadiah dari saya, saya mau memberikan kemarin tetapi lupa” kataku sambil menunjukkan bungkusan Vcd itu.
“Oh, baiklah” kata Mbak Nida sambil bermaksud mengambil bungkusan di tanganku itu.
“Eee…tunggu dulu Mbak, ini isinya Vcd, saya mau lihat apa bisa muter nggak di komputernya Mas Arif” kataku mengarang alasan.
Sedikit keberatan kelihatannya, akhirnya Mbak Nida mempersi-lahkanku untuk masuk, aku yakin dia juga kurang ngerti tentang komputer.
Di dalam kamar, aku menghi-dupkan komputer dan mengope-rasikan program Vcd playernya, lalu kumasukkan Vcd-ku itu dan kujalankan. Sesuai dugaanku Vcd itu berjalan bagus.
“Mbak pingin nonton ?” tanyaku sambil melihat Mbak Nida yang sedari tadi duduk di belakang memperhatikanku.
“Film apa sih ?” tanya Mbak Nida kepadaku.
“Pokoknya bagus” jawabku sambil kemudian memberikan pe-tunjuk bagi Mbak Nida , bagaimana cara menghentikan player dan mematikan komputernya.
Mbak Nida hanya mengangguk, lalu kupermisi untuk pergi mumpung filmnya belum masuk ke bagian “intinya”.
Pintu kamar tetanggaku itupun kembali ditutup, aku bergegas ke kamarku, mau mengintip apa yang dilakukan Mbak Nida.
Setelah di kamarku. melalui ven-tilasi kulihat Mbak Nida menonton di depan komputer. Dia tampaknya kaget begitu melihat adegan porno langsung hadir di layar monitor komputer itu. Dengan cemas aku menantikan reaksinya.
Menit demi menit berlalu hingga sudah 15 menit kulihat Mbak Nida masih tetap menonton. Aku senang berarti Mbak Nida menyukainya.
Lalu terjadi sesuatu yang lebih dari aku harapkan, tangan Mbak Nida pelan masuk ke dalam roknya, dan bergerak-gerak di dalam rok itu.
“Hhh…..hhhh….oohhh…..oohhh”suara Mbak Nida mendesah–desah , tampaknya merasakan kenikmatan.
Aku kaget,
“Wah….hebat….dia masturbasi” kataku dalam hati.
Ingin aku masuk ke kamar Mbak Nida, memeluknya dan langsung menyetubuhinya, tetapi aku sadar, ini perlu proses.
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengintip, dan berinisiatif mengukur kemampuanku. Akupun mulai melakukan onani dengan memain-mainkan penisku.
Film di komputer itu terus berjalan…… hingga telah hampir 1,5 jam lamanya, pertanda film itu akan habis dan Mbak Nida kulihat sudah empat kali orgasme, luar biasa. Dan ketika filmnya berakhir, Mbak Nida ternyata masih me-neruskan masturbasinya hingga menggenapi orgasmenya menjadi lima kali.
“Akkkhhhhhhh………” Mbak Nida terpekik pelan menandai orgasmenya.
Sesaat setelah orgasme Mbak Nida yang kelima akupun ejakulasi.
“Oooorghhhh………” suara berat-ku mengiringi luapan sperma di tanganku.
Aku senang sekali, berarti aku lebih tangguh dari Mas Arif dan bisa memuaskan Mbak Nida nan-tinya karena bisa orgasme dan ejakulasi bersamaan.
Kemudian Mbak Nida sesuai petunjukku, kulihat mengeluarkan Vcdnya dan mematikan komputer.
Setelah siang hari, Mas Arif baru pulang. Sedikit berdebar-debar aku menunggu perkem-bangan di kamar tetanggaku itu, takut kalau – kalau Mbak Nida ngomong macam – macam soal Vcd itu, bisa berabe aku !
Tetapi lama…..kelihatannya tak terjadi apa-apa. Kembali aku me-ngintip lewat ventilasi, apa yang terjadi di sebelah.
Begitu aku mulai mengintip, aku kaget ! Karena kulihat Mbak Nida dalam keadaan hampir bugil, hanya memakai celana dalam dihimpit oleh Mas Arif, mereka bersetubuh ! Namun seperti yang dulu-dulu, permainan itu hanya berlangsung sebentar dan tampaknya Mbak Nida kelihatan tidak menikmati dan tidak bisa mencapai orgasme. Bahkan aku melihat Mbak Nida seringkali kesakitan ketika penetrasi atau ketika payudaranya diremas.
“Ah…Mas Arif nggak pandai merangsang sih”, pikirku.
Bagaimanapun aku senang, langkah keduaku berhasil, mem-buat Mbak Nida tidak bisa lagi men-capai orgasme dengan Mas Arif. Prediksiku, Mbak Nida akan sangat tergantung pada Vcd itu untuk kepuasan orgasmenya, sedangkan cara menghidupkan Vcd itu hanya aku yang tahu, disinilah kesem-patanku.
Kamis, pukul 08.00. Aku bangun dari tidur, mempersiapkan segala sesuatunya, karena hari ini bisa jadi saat yang sangat bersejarah bagiku. Kemarin aku telah meng-intip Mbak Nida dan Mas Arif seharian, mereka kemarin ber-setubuh hanya dua kali, itupun berlangsung sangat cepat, dan yang penting bagiku, Mbak Nida tidak bisa orgasme.
Malam kemarin aku juga sudah bersiap-siap dengan minum se-gelas jamu kuat, yang bisa menambah kualitas spermaku.
Pagi itu, setelah aku mandi, aku berpakaian sebaik mungkin, parfum beraroma melati kuusapkan ke seluruh tubuhku, rambutku juga sudah disisir rapi. Lalu dengan langkah pasti aku melangkah ke tetangga sebelahku, Mbak Nida yang sedang sendirian.
Kembali aku mengetuk pintu kamarnya pelan,
“Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam.
“Wa’alaikumussalam” suara lem-but Mbak Nida menyahut dari dalam kamar.
Mbak Nidapun membuka pintu, kali ini ia berdiri di depan pintunya, tidak seperti kemarin yang hanya melongokkan kepala dari celah pintu yang sedikit terbuka. Dia memakai jilbab pink dengan motif renda, manis sekali.
“Oh ya, saya lupa membe-ritahukan cara menghidupkan Vcd kemarin” kataku sambil tersenyum.
Tiba-tiba raut muka Mbak Nida menjadi sangat serius,
“Kamu kurang ajar ya, masa’ ngasiin Vcd porno gituan ke Mbak” kata Mbak Nida sedikit keras.
Aku kaget, “ternyata ia marah”, pikirku. Lalu cepat aku mengarang alasan,
“Oh ma’af Mbak, Vcdnya yang hadiah itu, isinya film soal riwayat Nabi-Nabi buatan TV3 Malaysia, ma’af kalau tertukar, yah saya ambil saja lagi”
Mbak Nida masuk ke dalam kamarnya, ia tampak kecewa, aku senang berarti ia takut kehilangan Vcd itu. Lalu akupun masuk ke kamarnya melalui pintu yang sedari tadi terbuka.
Mbak Nida kaget, melihatku mengikuti langkahnya,
“Eeeh…kamu kok ikut masuk juga ?!”
Sambil menutup pintu, tenang aku menjawab,
“Alaa….Mbak jangan munafiklah, tokh Mbak juga menyukai Vcd porno itu, saya lihat Mbak sampai masturbasi segala”
“Kurang ajar kamu ! Keluar ! Kalau tidak saya akan berteriak” bentak Mbak Nida.
“Mbak jangan marah dulu, coba Mbak pikirkan lagi, sejak menonton Vcd itu, Mbak tidak bisa lagi orgasme dengan Mas Arif khan” kataku sambil merebut Vcd itu dan mematahkannya.
Mbak Nida terkejut,
“Kamu…..”
Tak sempat ia menyelesaikan kata-kata, aku memotongnya,
“Saya bersedia memberikan kepuasan kepada Mbak Nida, saya jamin Mbak Nida bisa orgasme bila main dengan saya”
“Kurang ajar ! Keluar kamu !”
“Eeee….tidak segampang itu, ayolah Mbak Nida jangan marah, pi-kirkan dulu, saya satu-satunya ke-sempatan, bila Mbak Nida tidak me-makai saya, seumur-umur Mbak Nida nggak akan pernah mencapai orgasme lagi” aku mulai meng-hasutnya.
Mbak Nida terdiam sebentar, aku senang dan berpikir ia mulai termakan rayuanku, tapi…
“Tidak ! Kata Mbak tidaaak ! Sekarang keluar kamu !”
Aku gemetar, tapi tetap ber-usaha,
“Mbak sebaiknya pikirkan lagi, di sini cuma saya yang mengajukan diri memuaskan Mbak, saya satu-satunya kesempatan Mbak, kalau Mbak tidak mengambil kesempatan ini, Mbak akan rugi !” kataku sedikit tegas.
Lama kulihat Mbak Nida terdiam, bahkan dia kini terduduk lemas di samping ranjangnya. Aku pura-pura mengalah…
“Yah, sudahlah, jika Mbak tidak mau, saya pergi saja, saya itu cuma kasihan ngelihat Mbak !” kataku sambil beranjak pergi.
Tetapi kulihat Mbak Nida hanya diam terduduk di ranjangnya, aku membatalkan niatku, pintu yang telah terbuka kini kututup lagi dan kukunci dari dalam. Perlahan aku mendekati Mbak Nida, kulihat ia menangis,
“Mbak….jangan menangis, tidak ada maksud saya sedikitpun menyakiti Mbak” kataku sambil mulai menyeka air matanya dengan tanganku.
Lalu pelan-pelan kupegang pun-dak Mbak Nida dan kudorong pelan dia agar berbaring di ranjang. Ter-nyata Mbak Nida hanya menurut saja, aku kesenangan, rayuanku berhasil meruntuhkan pendiriannya.
Kemudian aku mulai membuka resleting celana panjangnya, ia tampaknya menolak, tetapi aku dengan santai menepis tangannya dan memasukkan tanganku ke dalam celananya. Tanganku masuk kedalam kolornya, lalu langsung jariku menuju ke tengah “lubang” birahinya. Aku sudah terburu nafsu, mencucuk-cucukkan jemariku ke dalam lubang itu berkali-kali.
“Akhhh…..akhhh…….ahhhhhh” desahan Mbak Nida mengiringi setiap tusukan jemariku.
Aku ingin membuatnya terang-sang dan mencapai orgasme. Lalu dengan cepat kutarik celana pan-jang dan kolornya, sehingga terlihatlah pahanya yang putih dan mulus, aku langsung mencium paha mulus itu bertubi-tubi, menjilat paha putih Mbak Nida dengan merata. Akupun mengincar kelentit Mbak Nida yang tersembul ke luar dari bagian atas pepeknya.
Langsung aku kulum kelentit itu di dalam mulutku,
“Elmm…..mmmm…….emmmm” dan lidahku menari-nari di atasnya, terkadang kugigit pelan-pelan berkali-kali,
“Akhh….ooohhhh……aaahhhhh” suara Mbak Nida mendesah kuat tanda terangsang.
Jemari tanganku semakin kuper-cepat menusuk pepek Mbak Nida dan lidahku makin menggila menari-nari di atas kelentitnya yang berwarna merah jambu itu.
Perlahan kubimbing Mbak Nida mencapai puncaknya, hingga akhirnya……
“Aaaaaaakkkhhhhhh…………” pekikan pelan Mbak Nida mengiringi orgasmenya.
Kulihat jemari tanganku basah, bukan karena liurku tetapi karena cairan vagina Mbak Nida yang orgasme. Aku mencium vagina itu, tercium bau khas cairan vagina wanita yang orgasme.
Aku tersenyum, hatiku senang karena bisa membawa Mbak Nida mencapai orgasmenya. Tetapi aku tidak berhenti sampai di situ saja. Setelah memelankan tusukan jariku, kini tusukan itu kembali kupercepat,
“Ahhh….ahhhh….yaah…..yaahh” suara Mbak Nida mulai meracau.
Sementara tangan kiriku beroperasi di vagina Mbak Nida, tangan kananku mulai meremas blus Mbak Nida, dengan cepat tangan kananku merobek blus itu dan menarik kutangnya hingga menyembullah payudara Mbak Nida yang indah membukit.
Kemudian aku menghisap kedua puting itu sambil tangan kananku meremas payudara Mbak Nida bergantian,
“Slurrpp….slrrrrpp…..slluuurpp” aku menghisap puting Mbak Nida, sementara desahan Mbak Nida terdengar halus di telingaku,
“Akhh….teruuss…..teruuusss” Sementara tangan kiriku tetap beraksi di vagina Mbak Nida, dan vagina itu semakin becek,
“Crrtt…..crrtt……slrrpp”
Kini mulutku mulai merangkak maju menuju bibir Mbak Nida yang mendesah-desah, begitu wajah kami bertatapan, kulumat bibir mungil itu dalam-dalam, Mbak Nida sedikit kaget,
“Ohhh….oomlmmm…elmmmm” Mbak Nida tidak bisa lagi bersuara, karena bibirnya telah kulumat, lidahnya kini bertemu dengan lidahku yang menari-nari.
Aku memang berusaha mem-bimbing Mbak Nida agar orgasme untuk kedua kalinya. Agar di saat orgasmenya itu aku bisa me-masukkan penisku, mempenetrasi vaginanya. Karena aku sadar penetrasi itu akan sangat sakit karena ukuran penisku lebih besar dari punya Mas Arif yang biasa masuk.
Sambil mencium dan merang-sang pepek Mbak Nida, tangan kananku mulai melepas celana panjangku dan kolorku, lalu melem-parkannya ke lantai. Tangan kananku mengelus-elus kontolku yang terasa mulai mengeras.
Lama akhirnya Mbak Nida mencapai orgasmenya yang kedua kali,
“Ooorrggghhhhh………..”
Mbak Nida mengerang, tetapi belum selesai erangannya, aku langsung menusukkan penisku pelan-pelan ke dalam vaginanya.
“Aaaaaahhhhh…………” suara Mbak Nida terpekik, matanya sayup-sayup menatap syahdu ke arahku, aku tersenyum.
Akupun mengambil posisi duduk dan mengangkangkan kedua paha Mbak Nida dengan kedua tanganku, lalu kulakukan penetrasi kontolku pelan-pelan lama kelamaan men-jadi semakin cepat. Bunyi becekpun mulai terdengar,
“Sllrrttt…cccrrttt….ccrrplpp” suara becek itu terus berulang-ulang seiring dengan irama tusukanku.
“Akhhh….yaaahh…terus…” suara desahan Mbak Nida keenakan. Akupun semakin mempercepat tusukan, kini kedua kakinya ku-sandarkan di pundakku, pinggul Mbak Nida sedikit kuangkat dan aku terus mendorong pinggulku ber-ulang-ulang. Sementara dengan sekali sentakan kulepaskan jilbabnya, tampaklah rambut hitam sebahu milik Mbak Nida yang indah, sambil menggenjot aku membelai rambut hitam itu.
“Ahhh…..ahhh….aaahhh”
“Ohhh……ohhhh……..hhhh”
Suara desahanku dan Mbak Nida terus terdengar bergantian seperti irama musik alam yang indah.
Setelah lama, aku mengubah posisi Mbak Nida, badannya kutarik sehingga kini dia ada di pangkuanku dan kami duduk berhadap-hadapan, sementara penisku dan vaginanya masih menyatu.
Tanganku memegang pinggul Mbak Nida, membantunya badannya untuk naik turun. Kepalaku kini dihadapkan pada dua buah pepaya montok nan segar yang ber-senggayut dan tergoyang-goyang akibat gerakan kami berdua. Langsung kubenamkan kepalaku ke dalam kedua payudara itu, menjilatnya dan menciumnya ber-gantian.
Tak kusangka genjotanku membuahkan hasil, tak lama…..
“Oooohhhhhhh……………..” lenguhan panjang Mbak Nida menandai orgasmenya, kepalanya terdongak menatap langit-langit kamarnya saat pelepasan itu terjadi.
Aku senang sekali, kemudian kupelankan genjotanku dan akhirya kuhentikan sesaat. Lama kami saling bertatap-tatapan, aku lalu mencium mesra bibir Mbak Nida dan Mbak Nida juga menyambut ciumanku, jadilah kami saling berciuman dengan mesra, oh indahnya.
Tak lama, aku menghentikan ciumanku, aku kaget, Mbak Nida ternyata menangis !
“Kenapa Mbak Nida ? saya menyakiti Mbak ya ?!” tanyaku lembut penuh sesal.
Masih terisak, Mbak Nida menjawab,
“Ah…..nggak, kamu justru telah membuat Mbak bahagia”
Kami berdua tersenyum, kemudian pelan aku baringkan Mbak Nida. Perlahan aku mengencangkan penetrasiku kembali.
Sambil meremas kedua payudaranya, aku membolak-balikkan badan Mbak Nida ke kiri dan ke kanan. Kami berdua mendesah bergantian,
“Ahhh…..ahhh….aaahhh”
“Ohhh……ohhhh……..hhhh”
Terus….lama, hingga akhirnya aku mulai merasakan urat-uratku menegang dan cairan penisku seperti berada di ujung, siap untuk meledak.
Aku ingin melakukannya ber-sama dengan Mbak Nida. Untuk itu aku memeluk Mbak Nida, menciumi bibirnya dan membelai rambutnya pelan. Usahaku berhasil karena perlahan Mbak Nida kembali terang-sang, bahkan terlalu cepat.
Dalam pelukanku kubisikkan ke telinga Mbak Nida,
“Tahan……tahan………Mbak, kita lakukan bersama-sama ya”
“Ohhh…ohhh….ohhhh…..aku su-dah tak tahan lagi” desah Mbak Nida, kulihat matanya terpejam kuat menahan orgasmenya.
“Pelan…..pelan saja Mbak, kita lakukan serentak” kataku membisik sambil kupelankan tusukan penisku.
Akhirnya yang kuinginkan ter-jadi, urat-urat syarafku menegang, penisku makin mengeras. Lalu sekuat tenaga aku mendorong pinggulku berulang-ulang dengan cepat.
“Akhhh….ooohhh….ohhh” suara Mbak Nida mendesah. Kepalanya tersentak-sentak karena dorongan penisku.
“Lepaskan…..lepaskan……Mbak, sekarang !” suaraku mengiringi de-sahan Mbak Nida, Mbak Nida menuruti “saranku”, diapun akhirnya mele-paskan orgasmenya,
“Aaaakkhhhhh…………”
“Ooorggghhhhh………” suara be-rat menandakan ejakulasiku, meng-iringi orgasme Mbak Nida. Erat ku-peluk ia ketika pelepasan ejakulasi itu kulakukan.
Setelah “permainan” itu, dalam keadaan bugil aku tiduran ter-lentang di samping Mbak Nida yang juga telanjang. Mbak Nida me-melukku dan mencium pipiku berkali-kali seraya membisikkan sesuatu ke telingaku,
“Terima kasih Bud”

Back To Top